A.Proses
Masuknya Agama Hindu-Buddha ke Indonesia
1. Posisi
Indonesia dalam Lalu Lintas Perdagangan Dunia.
-
Sebagai
negara kepulauan, Indonesia terkenal dengan jalur pelayaran.
-
Perdagangan
dilakukan melalui jalur pelayaran.
-
Lokasi
selat Malaka yang strategis menjadikan bangsa-bangsa yang maju, seperti Cina,
India dan Arab melakukan pelayaran melalui selat Malaka memeberikan pengaruh
pada kemajuan Indonesia.
2. Hipotesis
Tentang Masuk dan Berkembangnya Agama Hindu-Buddha di Indonesia.
a)
Hipotesis
Brahmana.
-
J.C Van Leur berpandangan bahwa masuknya agama
Hindu karena golongan Brahmana dari India diundang oleh penguasa Indonesia, shg
tradisi India berkembang di Indonesia.
-
F.D.K.
Bosch berpandangan masuknya agama Hindu karena kaum Brahmana berkewajiban
menyebarkan tradisi India dan menyangkal teori Ksatrya dan Waisya.
b) Hipotesis Ksatrya.
-
Dalam hal
ini raja yang trmsk gol.Ksatrya menyebarkan agama Hindu karena peperangan di
antara kerajaan-kerajaan India. Raja yang kalah melarikan diri atau mengungsi
di Indonesia.
c) Hipotesis Waisya.
-
Penyebaran
agama Hindu melalui proses perdagangan yang berlangsung intensif. Mereka yg
berdagang kemudian menetap, bahkan menikah dgn penduduk setempat sehingga tjd
penyerapan tradisi India di Indonesia.
d) Hipotesis Sudra.
-
Peperangan
di India menjadikan gol.Sudra (budak) mjd buangan dan tawanan. Mereka
meninggalakan India dengan mengikuti gol.Waisya (pedagang) yang kemudian
menyebarkan agama Hindu.
B. Perkembangan Hindu-Buddha di
Indonesia.
1) Sistem Kepercayaan.
-
Berkembang
konsep Dewaraja. Raja adalah pemimpin sekaligus dewa yang dipuja oleh rakyat.
2) Sistem Pemerintahan.
-
Berubahnya
sistem kepala suku menjadi seorang raja yang bersifat turun-temurun.
3) Sistem Sosial.
-
Masyarakat
mengenal sistem kasta dlm agama Hindu.
-
Kasta
Brahmana : gol. Mulia yg berwenang mengatur upacara keagamaan.
-
Kasta
Waiya : pedagang.
-
Kasta
Ksatrya : kalangan raja dan bangsawan.
-
Kasta
Sudra : budak.
4) Sistem Ekonomi.
-
Bidang
perdagangan semakin berkembang karena masyarakat Indonesia memiliki tradisi
pelayaran dan perdagangan yang kuat.
5) Sistem Kesenian.
- Seni Rupa/Lukis.
-
Relief
pada candi Borobudur dan Prambanan.
b. Seni Sastra.
-
Dari
prasati yang ditemukan, terdapat tulisan dengan bahasa Sansekerta dan huruf
Pallawa.
- Kalender.
-
Tahun saka
adalah contoh penanggalan atau sistem kalender yang digunakan di Indonesia.
6) Sistem Pendidikan.
-
Pasraman :
tempat pendidikan yang berkaitan dengan budaya Hindu-Buddha yang dilakukan oleh
kaum Brahmana.
7) Teknologi.
-
Pada zaman
Megalithikum dikenal bangunan punden berundak yang kemudian diterapkan pada
Candi-candi di Indonesia seperti candi Borobudur.
A. Kerajaan Kutai.
-
Kutai Martadipura adalah kerajaan tertua bercorak Hindu di Nusantara dan seluruh Asia Tenggara. Kerajaan ini terletak di Muara Kaman, Kalimantan
Timur, tepatnya di hulu sungai Mahakam. Nama Kutai diambil dari nama tempat
ditemukannya prasasti yang menggambarkan kerajaan tersebut.
-
Aswawarman adalah raja pertama Kerajaan Kutai yang bercorak
Hindu. Ia juga diketahui sebagai pendiri dinasti Kerajaan Kutai sehingga diberi
gelar Wangsakerta, yang artinya pembentuk keluarga. Aswawarman memiliki 3 orang
putera, dan salah satunya adalah Mulawarman.
-
Putra Aswawarman adalah Mulawarman. Dari yupa diketahui bahwa pada masa
pemerintahan Mulawarman, Kerajaan Kutai mengalami masa keemasan. Wilayah
kekuasaannya meliputi hampir seluruh wilayah Kalimantan Timur. Rakyat Kutai
hidup sejahtera dan makmur.
Nama-nama raja yang berkuasa.
-
Maharaja Kudungga, gelar anumerta Dewawarman
-
Maharaja Asmawarman
-
Maharaja Sri Aswawarman
-
Maharaja Marawijaya Warman
-
Maharaja Gajayana Warman
-
Maharaja Tungga Warman
-
Maharaja Jayanaga Warman
-
Maharaja Nalasinga Warman
-
Maharaja Nala Parana Tungga
-
Maharaja Gadingga Warman Dewa
-
Maharaja Indra Warman Dewa
-
Maharaja Sangga Warman Dewa
-
Maharaja Candrawarman
-
Maharaja Sri Langka Dewa
-
Maharaja Guna Parana Dewa
-
Maharaja Wijaya Warman
-
Maharaja Sri Aji Dewa
-
Maharaja Mulia Putera
-
Maharaja Nala Pandita
-
Maharaja Indra Paruta Dewa
-
Maharaja Dharma Setia
Ada tujuh buah yupa yang menjadi sumber utama bagi para ahli dalam
menginterpretasikan sejarah Kerajaan Kutai. Dari salah satu yupa tersebut
diketahui bahwa raja yang memerintah kerajaan Kutai saat itu adalah Mulawarman.
Namanya dicatat dalam yupa karena kedermawanannya menyedekahkan 20.000 ekor
sapi kepada kaum brahmana.
Kerajaan Kutai berakhir saat Raja Kutai yang bernama Maharaja Dharma
Setia tewas dalam peperangan di tangan Raja Kutai Kartanegara ke-13, Aji
Pangeran Anum Panji Mendapa. Perlu diingat bahwa Kutai ini (Kutai Martadipura)
berbeda dengan Kerajaan Kutai Kartanegara yang ibukotanya pertama kali berada di Kutai Lama
(Tanjung Kute). Kutai Kartanegara inilah, di tahun 1365, yang
disebutkan dalam sastra Jawa Negarakertagama. Kutai Kartanegara selanjutnya
menjadi kerajaan Islam yang disebut Kesultanan Kutai Kartanegara.
B. Kerajaan Tarumanegara.
•
Kerajaan Tarumanegara terletak di Jawa Barat di sekitar Sungai Cisadane
di sebelah barat dan Sungai Citarum di sebelah Timur. Berdasarkan prasasti yang
ditemukan, wilayah kekuasaan kerajaan Tarumanegara yaitu Jawa Barat yang
meliputi di tiga wilayah yaitu, Bogor, Jakarta dan Banten.
•
Raja yang pernah berkuasa dan sangat terkenal dalam catatan sejarah
adalah Purnawarman. Pada tahun 417 ia memerintahkan penggalian Sungai Gomati dan
Candrabaga (Kali Bekasi) sepanjang 6112 tombak (sekitar 11 km). Selesai
penggalian, sang prabu mengadakan selamatan dengan menyedekahkan 1.000 ekor
sapi kepada kaum brahmana.
•
Raja-raja Tarumanegara &
masa pemerintahannya
•
1) Jayasingawarman
358-382
•
2) Dharmayawarman 382-395
•
3) Purnawarman
395-434
•
4) Wisnuwarman
434-455
•
5) Indrawarman
455-515
•
6) Candrawarman
515-535
•
7) Suryawarman
535-561
•
8) Kertawarman
561-628
•
9) Sudhawarman
628-639
•
10) Hariwangsawarman 639-640
•
11) Nagajayawarman 640-666
•
12 ) Linggawarman 666-669
Prasasti yang ditemukan
•
1) Prasasti Kebon Kopi, dibuat sekitar 400 M (H Kern
1917), ditemukan di perkebunan kopi milik Jonathan Rig, Ciampea, Bogor.
•
Prasasti Tugu, ditemukan di Kampung Batutumbu, Desa Tugu, Kecamatan
Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, sekarang disimpan di museum di Jakarta. Prasasti
tersebut isinya menerangkan penggalian Sungai Candrabaga oleh Rajadirajaguru
dan penggalian Sungai Gomati oleh Purnawarman pada tahun ke-22 masa
pemerintahannya.Penggalian sungai tersebut merupakan gagasan untuk menghindari
bencana alam berupa banjir yang sering terjadi pada masa pemerintahan
Purnawarman, dan kekeringan yang terjadi pada musim kemarau.
•
Prasasti Cidanghiyang atau Prasasti Munjul, ditemukan di aliran Sungai
Cidanghiang yang mengalir di Desa Lebak, Kecamatan Munjul, Kabupaten
Pandeglang, Banten, berisi pujian kepada Raja Purnawarman.
•
4) Prasasti Ciaruteun, Ciampea, Bogor.
- ada gambar sepasang "pandatala" (jejak kaki),
yang menunjukkan tanda kekuasaan & fungsinya seperti "tanda
tangan"
•
5) Prasasti Muara Cianten, Ciampea, Bogor.
•
6) Prasasti Jambu, Nanggung, Bogor.
- Prasasti inipun berukiran sepasang telapak kaki dan diberi keterangan
berbentuk puisi dua baris.
•
7) Prasasti Pasir Awi, Citeureup, Bogor.
C. Kerajaan Holing.
-
Pada pertengahan abad ke-7 (sekitar tahun 650 M)
muncul Kerajaan Ho-ling. Kerajaan Ho-ling diperkirakan terletak di Jawa Tengah. Kerajaan ini dinamakan juga Kalingga. Keterangan tentang Kerajaan Ho-ling didapat dari prasasti dan catatan dari negeri Cina.
muncul Kerajaan Ho-ling. Kerajaan Ho-ling diperkirakan terletak di Jawa Tengah. Kerajaan ini dinamakan juga Kalingga. Keterangan tentang Kerajaan Ho-ling didapat dari prasasti dan catatan dari negeri Cina.
-
Catatan dari zaman Dinasti Tang
Cerita Cina pada zaman Dinasti Tang (618 M - 906 M) memberikan tentang keterangan
Ho-ling sebagai berikut:
1) Ho-ling atau disebut Jawa terletak di Lautan Selatan. Di sebelah timurnya
terletak Pulau Bali dan di sebelah barat terletak Pulau Sumatera.
2) Ibukota Ho-ling dikelilingi oleh tembok yang terbuat dari tonggak kayu.
3) Raja tinggal di suatu bangunan besar bertingkat, beratap daun palem, dan singgasananya terbuat dari gading.
4) Penduduk Kerajaan Ho-ling sudah pandai membuat minuman keras
dari bunga kelapa.
5) Daerah Ho-ling menghasilkan kulit penyu, emas,
perak, cula badak dan gading gajah.
- Catatan I-Tsing
Catatan I-Tsing (tahun 664/665 M) menyebutkan bahwa pada abad ke-7 tanah Jawa telah menjadi salah satu pusat pengetahuan agama Buddha Hinayana. Di Ho-ling ada pendeta Cina bernama Hwining, yang menerjemahkan salah satu kitab agama Buddha. Ia bekerjasama dengan pendeta Jawa bernama Janabadra.
- Prasasti
Prasasti peninggalan Kerajaan Ho-ling adalah Prasasti
Tukmas. Prasasti ini ditemukan di Des Dakwu daerah Grobogan, Purwodadi di
lereng Gunung Merbabu di Jawa Tengah. Prasasti bertuliskan huruf Pallawa dan
berbahasa Sansekerta.
D. Kerajaan Melayu
- Kerajaan Melayu adalah nama sebuah kerajaan yang pernah ada di
Pulau Sumatra. Pada umumnya, kerajaan ini dibedakan atas dua periode, yaitu
Kerajaan Melayu Tua pada abad ke-7 yang berpusat di Minanga Tamwa, dan
Kerajaan Melayu Muda pada abad ke-13 yang berpusat di Dharmasraya.
- Sumber Berita Cina:
a)
Berita tentang Kerajaan Malayu antara lain diketahui dari kronik Cina berjudul T’ang-hui-yao
karya Wang P’u. Disebutkan bahwa ada sebuah kerajaan bernama Mo-lo-yeu
yang mengirim duta besar ke Cina pada tahun 644 atau 645.
b)
Pendeta I Tsing dalam perjalanannya pada tahun 671–685
menuju India juga sempat singgah di pelabuhan Mo-lo-yeu. Saat ia berangkat,
Mo-lo-yeu masih berupa negeri merdeka, sedangkan ketika kembali ke Cina,
Mo-lo-yeu telah menjadi jajahan Shih-li-fo-shih (ejaan Cina untuk Sriwijaya).
•
Penaklukan Melayu oleh Sriwijaya terjadi pada tahun 683. Pendapat ini
sesuai dengan catatan I Tsing bahwa, pada saat berangkat menuju India tahun
671, Mo-lo-yeu masih menjadi kerajaan merdeka, sedangkan ketika kembali tahun
685, negeri itu telah dikuasai oleh Shih-li-fo-shih.
Namun, pada abad ke-13 terdengar kembali dlm kitab Pararaton dan
Negarakertagama.
•
Pada tahun 1268 M, Raja Singhasari
memberi arca Amoghapassa beserta 14 pengiringnya ke Melayu. Tertulis dalam arca
yg ditemukan dekat sungai Batanghari.
E. Kerajaan
Sriwijaya.
-
Sriwijaya adalah salah satu kerajaan maritim terbesar
di Indonesia bahkan di Asia Tenggara pada waktu itu (abad 7 - 15 M). Pusatnya
berada di Palembang, Jambi, Sumatra. Kemudian dipindahkan ke Minangatamwan.
-
Raja pertama Sriwijaya adalah Dapunta Hyang Sri
Jayanaga.
-
Kerajaan Sriwijaya memiliki letak yang strategis di jalur pelayaran dan
perdagangan Internasional Asia Tenggara. Dengan letak yang strategis tersebut
maka Sriwijaya berkembang menjadi pusat perdagangan dan menjadi pelabuhan
Transito sehingga dapat menimbun barang dari dalam maupun luar.
-
kedudukan Sriwijaya dalam perdagangan internasional sangat baik. Hal ini
juga didukung oleh pemerintahan raja yang cakap dan bijaksana seperti
Balaputradewa
-
Faktor lain yang menjadikan
Sriwijaya menjadi kerajaan besar adalah kehidupan sosial masyarakatnya
meningkat dengan pesat terutama dalam bidang pendidikan dan hasilnya Sriwijaya
terbukti menjadi pusat pendidikan dan penyebaran agama Budha di Asia Tenggara. Hal ini sesuai dengan berita I-Tshing pada abad ke 8
bahwa di Sriwijaya terdapat 1000 orang pendeta yang belajar agama Budha di
bawah bimbingan pendeta Budha terkenal yaitu Sakyakirti.
-
Kemajuan dalam bidang budaya sampai
sekarang dapat diketahui melalui peninggalanpeninggalan suci seperti stupa,
candi atau patung/arca Budha seperti ditemukan di Jambi, Muaratakus, dan Gunung
Tua (Padang Lawas) serta di Bukit Siguntang (Palembang).
Sumber
Berita
1) Sumber Berita Asing
- Berita Cina, diperoleh dari I-Tshing
seorang pendeta Cina yang sering datang ke Sriwijaya sejak tahun 672 M, yang
menceritakan bahwa di Sriwijaya terdapat 1000 orang pendeta yang menguasai
agama seperti di India dan di samping itu juga, berita dari dinasti Sung yang menceritakan tentang pengiriman
utusan dari Sriwijaya tahun 971 - 992 M.
2)
PRASASTI-PRASASTI YANG DITEMUKAN
a. Prasasti Kedukan Bukit ditemukan di Kedukan
Bukit, di tepi sungai Talang dekat Palembang, berangka tahun 605 Saka atau 683
M. Isi prasasti tersebut menceritakan perjalanan suci/Sidayatra yang dilakukan
Dapunta Hyang, berangkat dari Minangatamwan dengan membawa tentara sebanyak
20.000 orang. Dari perjalanan tersebut berhasil menaklukkan beberapa daerah.
b.Prasasti Talang Tuo ditemukan di sebelah barat
kota Palembang berangka tahun 606 Saka / 684 M. Prasasti ini menceritakan
pembuatan Taman Sriksetra untuk kemakmuran semua makhluk dan terdapat doa-doa
yang bersifat Budha Mahayana.
c.Prasasti Telaga Batu ditemukan di Telaga Batu dekat Palembang berangka
tahun 683 M.
d.Prasasti
Kota Kapur ditemukan di Kota Kapur pulau Bangka berangka tahun 608 Saka / 686
M.
e.
Prasasti Karang Berahi
ditemukan di Jambi tidak berangka tahun.
f. Prasasti Palas Pasemah ditemukan di Lampung Selatan tidak berangka
tahun.
- Keempat
Prasasti yang disebut terakhir yaitu Prasasti Telaga Batu, Kota Kapur, Karang
bukit, dan Palas Pasemah menjelaskan isi yang sama yaitu berupa kutukan
terhadap siapa saja yang tidak tunduk kepada raja Sriwijaya.
Kebesaran dan kejayaan Sriwijaya akhirnya mengalami
kemunduran dan keruntuhan akibat serangan dari kerajaan lain.
•
Serangan pertama dari Raja
Dharmawangsa dari Medang, Jatim tahun 990 M. pada waktu itu raja Sriwijaya
adalah Sri Sudarmaniwarmadewa. Walaupun serangan tersebut gagal tetapi dapat melemahkan Sriwijaya.
•
Serangan berikutnya datang dari
kerajaan Colamandala (India Selatan) yang terjadi pada masa pemerintahan Sri
Sangramawijayatunggawarman pada tahun 1023 dan diulang lagi tahun 1030 dan raja
Sriwijaya ditawan.
•
Tahun 1068 Raja Wirarajendra dari
Colamandala kembali menyerang Sriwijaya tetapi Sriwijaya tidak runtuh bahkan
pada abad 13 Sriwijaya diberitakan muncul kembali dan cukup kuat sesuai dengan
berita Cina.
•
Keruntuhan Sriwijaya terjadi pada
tahun 1477 ketika Majapahit mengirimkan tentaranya untuk menaklukan Sumatra
termasuk Sriwijaya.
F. Kerajaan Mataram
Kuno
-
Kerajaan Mataram Kuno (abad ke-8) adalah kerajaan Hindu di Jawa (Jawa
Tengah dan Jawa Timur). Berdasarkan catatan yang terdapat pada prasasti yang
ditemukan, Kerajaan Mataram Kuno bermula sejak pemerintahan Raja Sanjaya yang
bergelar Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya. Ia memerintah Kerajaan Mataram Kuno
hingga 732M.
-
Pada awal berdirinya, kerjaan ini
berpusat di Jawa Tengah. Akan tetapi, pada abad ke-10 pusat Kerajaan Mataram
Kuno pindah ke Jawa Timur. Kerajaan Mataram Kuno mempunyai dua latar belakang
keagamaan yang berbedaa, yakni agama Hindu dan Buddha.
1) Kerajaan Mataram di Jawa Tengah
•
Kerajaan Mataram Kuno yang berpusat di Jawa Tengah terdiri dari dua wangsa
(keluarga), yaitu wangsa Sanjaya dan Sailendraa. Pendiri wangsa
Sanjaya adalah Raja Sanjaya. Ia menggantikan raja sebelumnya, yakni Raja Sanna.
Konon, Raja Sanjaya telah menyelamatkan Kerajaan Mataram Kuno dari kehancuran
setelah Raja Sanna wafat.
•
Setelah Raha Sanjaya wafat, kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno dipegang
oleh Dapunta Sailendra, pendiri wangsa Sailendra. Para raja keturunan wangsa
Sanjaya seperti Sri Maharaja Rakai Panangkaran, Sri Maharaja Rakai Panunggalan,
Sri Maharaja Rakai Warak, dan Sri Maharaja Rakai Garung merupakan raja bawahan
dari wangsa Sailendra. Oleh Karena adanya perlawanan yang dilakukan oleh
keturunan Raja Sanjaya, Samaratungga (raja wangsa Sailendra) menyerahkan
anak perempuannya, Pramodawarddhani, untuk dikawinkan dengan anak Rakai
Patapan, yaitu Rakai Pikatan (wangsa Sanjaya).
• -
Rakai Pikatan kemudian menduduki takhta Kerajaan
Mataram Kuno. Melihat keadaan ini, adik Pramodawarddhani, yaitu Balaputeradewa,
mengadakan perlawanan namun kalah dalam peperangan. Balaputeradewa kemudian
melarikan diri ke P. SUmatra dan menjadi raja Sriwijaya.
• -
Pada masa Sri Maharaja Rakai
Watukura Dyah Balitung Dharmodaya Mahasambu berkuasa, terjadi perebutan
kekuasaan di antara para pangeran Kerajaan Mataram Kuno. Ketika Sri Maharaja Rakai Sumba Dyah Wawa berkuasa,
kerajaan ini berakhir dengan tiba-tiba. Diduga kehancuran kerajaan ini akibat
bencana alam karena letusan G. Merapi, Magelang, Jawa Tengah.
2) Kerajaan Mataram di Jawa Timur.
-
Setelah terjadinya bencana alam yang dianggap sebagai peristiwa pralaya,
maka sesuai dengan landasan kosmologis harus dibangun kerajaan baru dengan wangsa
yang baru pula.
-
Pada abad ke-10, cucu Sri Maharaja Daksa, Mpu Sindok, membangun kembali
kerajaan ini di Watugaluh (wilayah antara G. Semeru dan G. Wilis), Jawa Timur.
Mpu Sindok naik takhta kerajaan pada 929 dan berkuasa hingga 948.
-
Kerajaan yang didirikan Mpu Sindok ini tetap bernama Mataram. Dengan demikian Mpu
Sindok dianggap sebagai cikal bakal wangsa baru, yaitu wangsa
Isana. Perpindahan kerajaan ke Jawa Timur tidak disertai dengan penaklukan
karena sejak masa Dyah Balitung, kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno telah meluas
hingga ke Jawa Timur.
-
Setelah masa pemerintahan Mpu Sindok terdapat masa gelap sampai masa
pemerintahan Dharmawangsa Airlangga (1020). Sampai pada masa ini Kerajaan
Mataram Kuno masih menjadi saatu kerajaan yang utuh. Akan tetapi, untuk
menghindari perang saudara, Airlangga membagi kerajaan menjadi dua, yaitu
Kerajaan Pangjalu dan Janggala.
G. KERAJAAN MEDANG KAMULAN
SUMBER
SEJARAH
- Prasasti
Mpu Sindok dari Desa Tangeran, Jombang. Menyebutkan bahwa Mpu Sindok
memerintah bersama istrinya, Sri Wardhani Mpu Kbin. Berangka tahun 933 M.
- Prasasti
dari daerah Bangil menyebutkan, Mpu Sindok memerintahkan pembuatan candi
sbg tempat pemakaman ayah dari permaisurinya yg bernama Rakryan Bawang.
- Prasati
Mpu Sindok dari Lor (Nganjuk). Mpu Sindok memerintahkan membuat candi yg
bernama Jayamrata dan Jayastambho (tugu kemenangan) di desa Anyok Lodang.
4. Prasasti Calcuta, prasasti
Airlangga, berisi silsilah keturunan Raja Mpu Sindok.
Berita India
•
Ada hubungan persahabatan Kerajaan
Sriwijaya dgn Kerajaan Cola untuk membendung kemajuan kerajaan Medang Kamulan pada
masa pemerintahan Raja Dharmawangsa.
Berita Cina (Dinasti Sung)
•
Ada peperangan antara Kerajaan Jawa
dgn Kerajaan Sriwijaya.
Raja-raja
yg Memerintah
Secara berurutan, raja-raja yang
memerintah tidak diketahui.
1. Teguh Dharmawangsa (991-1061)
-
Sangat gigih melawan Sriwijaya, tapi
selalu gagal.
-
Bersama keluarganya, dia mengalami
pralaya (kehancuran) karena serangan Sriwijaya yg bekerja sama dgn Kerajaan
Wurawari.
- Airlangga
-
Seorang keturunan Dharmawangsa yg
selamat dan mendirikan kerajaan di Kahuripan.
-
Berhasil mengantarkan rakyatnya pada
kemakmuran.
-
Seni sastra berkembang pesat
diantaranya Arjuna Wiwaha yg dikarang Mpu Kanwa. Mrpkn epos kepahlawanan hindu
yang dipadukan dengan budaya setempat.
3. Sanggarama Wijaya Tungga
Dewi
-
Putri Airlangga tertua.
-
Menolak dan lebih memilih bertapa.
-
Tahta kerajaan diserahkan kepada
kedua putranya yaitu:
a)
Jayawarsa
-
Kerajaan Kediri atau Panjalu,
ibukota Daha, terletak disebelah selatan sungai Brantas.
b) Jayengrana
- Kerajaan Jenggala
atau Singhasari, ibukota Kahuripan, terletak disebelah utara sungai Brantas.
H. Kerajaan Kediri
-
Kerajaan Kadiri atau Kerajaan
Panjalu, adalah sebuah kerajaan yang terdapat di Jawa Timur antara tahun
1042-1222. Kerajaan ini berpusat di kota Daha, yang terletak di sekitar Kota Kediri sekarang.
-
Pada akhir November 1042, Airlangga terpaksa membelah wilayah kerajaannya
karena kedua putranya bersaing memperebutkan takhta. Putra yang bernama Sri
Samarawijaya mendapatkan kerajaan barat bernama Panjalu yang berpusat di kota
baru, yaitu Daha. Sedangkan putra yang bernama Mapanji Garasakan mendapatkan
kerajaan timur bernama Janggala yang berpusat di kota lama, yaitu Kahuripan.
-
Pada mulanya, nama Panjalu atau Pangjalu memang lebih sering dipakai dari
pada nama Kadiri. Hal ini dapat dijumpai dalam prasasti-prasasti yang
diterbitkan oleh raja-raja Kadiri. Bahkan, nama Panjalu juga dikenal sebagai Pu-chia-lung dalam kronik Cina
berjudul Ling wai tai ta (1178).
-
Masa-masa awal Kerajaan Panjalu atau Kadiri tidak banyak
diketahui. Prasasti Turun Hyang II (1044) yang diterbitkan Kerajaan Janggala
hanya memberitakan adanya perang saudara antara kedua kerajaan sepeninggal
Airlangga.
-
Sejarah Kerajaan Panjalu mulai diketahui dengan adanya
prasasti Sirah Keting tahun 1104 atas nama Sri Jayawarsa. Raja-raja sebelum Sri
Jayawarsa hanya Sri Samarawijaya yang sudah diketahui, sedangkan urutan
raja-raja sesudah Sri Jayawarsa sudah dapat diketahui dengan jelas berdasarkan
prasasti-prasasti yang ditemukan.
-
Kerajaan Panjalu di bawah pemerintahan Sri Jayabhaya
berhasil menaklukkan Kerajaan Janggala dengan semboyannya yang terkenal dalam
prasasti Ngantang (1135), yaitu Panjalu Jayati, atau Panjalu Menang.
-
Kerajaan Panjalu di bawah pemerintahan Sri Jayabhaya
berhasil menaklukkan Kerajaan Janggala dengan semboyannya
yang terkenal dalam prasasti Ngantang (1135), yaitu Panjalu Jayati, atau
Panjalu Menang.
-
Kerajaan Panjalu-Kadiri runtuh pada masa pemerintahan
Kertajaya, dan dikisahkan dalam Pararaton dan Nagarakretagama.
-
Pada tahun 1222 Kertajaya sedang berselisih melawan kaum
brahmana yang kemudian meminta perlindungan Ken Arok akuwu Tumapel. Kebetulan
Ken Arok juga bercita-cita memerdekakan Tumapel yang merupakan daerah bawahan
Kadiri.
-
Perang antara Kadiri dan Tumapel terjadi dekat desa
Ganter. Pasukan Ken Arok berhasil menghancurkan pasukan Kertajaya. Dengan
demikian berakhirlah masa Kerajaan Kadiri, yang sejak saat itu kemudian menjadi
bawahan Tumapel atau Singhasari.
I.
Kerajaan Singhasari
- Kerajaan
Singhasari atau Singasari,
adalah sebuah kerajaan di Jawa Timur yang didirikan oleh Ken Arok pada tahun
1222. Lokasi kerajaan ini diperkirakan berada di daerah Singosari, Malang.
-
Berdasarkan prasasti Kudadu, nama resmi Kerajaan Singhasari yang
sesungguhnya ialah Kerajaan Tumapel. Menurut Nagarakretagama, ketika pertama kali didirikan tahun 1222, ibu kota
Kerajaan Tumapel bernama Kutaraja.
-
Pada tahun 1254, Raja Wisnuwardhana
mengangkat putranya yang bernama Kertanagara sebagai yuwaraja dan mengganti
nama ibu kota menjadi Singhasari.
- Menurut Pararaton, Tumapel semula hanya sebuah
daerah bawahan Kerajaan Kadiri. Yang menjabat sebagai akuwu (setara
camat) Tumapel saat itu adalah Tunggul Ametung. Ia mati dibunuh secara licik
oleh pengawalnya sendiri yang bernama Ken Arok, yang kemudian menjadi akuwu
baru. Tidak hanya itu, Ken Arok bahkan berniat melepaskan Tumapel dari
kekuasaan Kadiri.
- Pada tahun 1222 terjadi perseteruan antara Kertajaya
raja Kadiri melawan kaum brahmana. Para brahmana lalu menggabungkan diri dengan
Ken Arok yang mengangkat dirinya menjadi raja pertama Tumapel bergelar Sri
Rajasa Sang Amurwabhumi. Perang melawan Kadiri meletus di desa Ganter yang
dimenangkan oleh pihak Tumapel.
-
Kertanagara adalah raja terakhir dan raja terbesar dalam sejarah Singhasari
(1268 - 1292). Ia adalah raja pertama yang mengalihkan
wawasannya ke luar Jawa. Pada tahun 1275 ia mengirim pasukan Ekspedisi Pamalayu
untuk menjadikan pulau Sumatra sebagai benteng pertahanan dalam menghadapi
ekspansi bangsa Mongol.
-
Kerajaan Singhasari yang sibuk mengirimkan angkatan perangnya ke luar
Jawa akhirnya mengalami keropos di bagian dalam. Pada tahun 1292 terjadi
pemberontakan Jayakatwang bupati Gelang-Gelang, yang merupakan sepupu,
sekaligus ipar, sekaligus besan dari Kertanagara sendiri. Dalam serangan itu
Kertanagara mati terbunuh.
J. Kerajaan Majapahit
- Majapahit adalah sebuah kerajaan kuno
di Indonesia yang pernah berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga 1500 M.
Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya pada masa kekuasaan Hayam Wuruk, yang
berkuasa dari tahun 1350 hingga 1389. Majapahit menguasai kerajaan-kerajaan lainnya di semenanjung Malaya,
Borneo, Sumatra, Bali, dan Filipina.
- Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha
terakhir yang menguasai Semenanjung Malaya dan dianggap sebagai salah satu dari
negara terbesar dalam sejarah Indonesia.
-
Tanggal pasti yang digunakan sebagai tanggal kelahiran kerajaan
Majapahit adalah hari penobatan Raden Wijaya sebagai raja, yaitu pada tanggal
10 November 1293. Ia dinobatkan dengan nama resmi Kertarajasa Jayawardhana.
Kerajaan ini menghadapi masalah.
-
Beberapa orang terpercaya Kertarajasa, termasuk Ranggalawe, Sora, dan
Nambi memberontak melawannya, meskipun pemberontakan tersebut tidak berhasil.
-
Hayam Wuruk, juga disebut Rajasanagara, memerintah Majapahit dari tahun
1350 hingga 1389. Pada masanya, Majapahit mencapai puncak kejayaannya dengan
bantuan mahapatihnya, Gajah Mada. Di bawah perintah Gajah Mada (1313-1364),
Majapahit menguasai lebih banyak wilayah.
-
Sesudah mencapai
puncaknya pada abad ke-14, kekuasaan Majapahit berangsur-angsur melemah. Tampaknya terjadi perang
saudara (Perang Paregreg) pada tahun 1405-1406, antara Wirabhumi melawan Wikramawardhana.
Demikian pula telah terjadi pergantian raja yang dipertengkarkan pada tahun
1450-an, dan pemberontakan besar yang dilancarkan oleh seorang bangsawan pada
tahun 1468.
Raja-raja yang berkuasa
- Raden Wijaya, bergelar Kertarajasa Jayawardhana
(1293 - 1309)
- Kalagamet, bergelar Sri Jayanagara (1309 - 1328)
3. Sri Gitarja,
bergelar Tribhuwana Wijayatunggadewi (1328 - 1350)
4. Hayam Wuruk,
bergelar Sri Rajasanagara (1350 - 1389)
5. Wikramawardhana
(1389 - 1429)
6. Suhita (1429
- 1447)
7. Kertawijaya,
bergelar Brawijaya I (1447 - 1451)
8. Rajasawardhana,
bergelar Brawijaya II (1451 - 1453)
9. Purwawisesa
atau Girishawardhana, bergelar Brawijaya III (1456 - 1466)
10. Pandanalas,
atau Suraprabhawa, bergelar Brawijaya IV (1466 - 1468)
11. Kertabumi,
bergelar Brawijaya V (1468 - 1478)
12. Girindrawardhana,
bergelar Brawijaya VI (1478 - 1498)
13. Hudhara,
bergelar Brawijaya VII (1498-1518)
K. KERAJAAN
MELAYU
Kerajaan Melayu (juga digelar Malayu, Kerajaan Dharmasraya
atau Kerajaan Jambi) adalah sebuah kerajaan Asia Tenggara yang telah
berdiri antara abad ke-4 dan ke-13 Masehi di Jambi, Sumatra. Lokasinya
adalah lebih kurang 200km utara Palembang. Sekitar 688
M, maharaja Jayanasa mengintegrasikan Jambi ke dalam empayar Srivijaya.
Pada abad ke-7, Kerajaan Melayu jatuh ketangan kerajaan Sriwijaya.
Sampai abad ke-13 nama kerajaan Melayu tidak terdengar dan baru terdengar lagi
setelah abad ke-13 dalam kitab Pararaton dan Nagara Kertagama. Disebutkan bahwa
Raja Pamalayu untuk menghadang ekspesidi Kerajanan Mongol yang berambisi
menguasai Asia Tenggara. Pada tahun 1.268 M, Raja Singhasari memberi hadiah
arca Amoghapassha beserta 14 pengiringnya ke Melayu. Hal ini tertulis dalam
arca tersebut yang ditemukan di daerah Sijunjung dekat sungai Batanghari.
L. KERAJAAN
PAJAJARAN
Kerajaan Pajajaran terletak di Bogor, Jawa Barat.
Kerajaan ini berdiri pada tahun 923 oleh Sri Jayabhupati seperti yang disebutkan dalam prasasti Sanghyang Tapak. Kerajaan
Pajajaran adalah kerajaan Hindu. Kerajaan Pajajaran runtuh akibat serangan
kesultanan Banten pada tahun 1579.
Berikut adalah peninggalan Kerajaan Pajajaran:
- Prasasti Batutulis
Prasasti ini
ditemukan di Jalan Batutulis, Kelurahan Batutulis, Kecamatan Bogor Selatan,
Kota Bogor. Prasasti Batutulis memiliki luas 17 x 15 meter. Pada batu ini
berukir kalimat – kalimat dengan hurufSunda Kawi.
- Prasasti Rakryan Juru Pangambat.
Prasasti ini
menggunakan bahasa Jawa kuno bercampur dengan bahasa Melayu dan ditemukan di
Bogor. Prasasti ini menceritakan pengembalian Kerajaan Pajajaran (kemungkinan
Pajajarn pernah dikuasai oleh kerajaan di Jawa Timur atau Kerajaan Sriwijaya).
- Prasasti Sanghyang Tapak, di Sukabumi.
4. Prasasti Kawali (Prasasti
Astana Gede).
ditemukan di
Ciamis, isinya menceritakan perpindahan ibukota / pusat pemerintahan dari
Pakuan (Pakwan) Pajajaran ke Kawali. Ini adalah gambar Prasasti Kawali.
- Tugu Perjanjian Portugis, di Jakarta.
- Prasasti Horen.
bersal dari
kerajaan Majapahit, isinya menceritakan penduduk Horen yang sering diganggu
oleh musuh – musuh dari barat.
Sumber lain yang berkaitan dengan Kerajaan Pajajaran berupa kitab –
kitab:
1.
Kitab Carita Parahyangan.
Menceritakan
bahwa pengganti Sri Baduga Maharaja setelah
gugur dalam Perang Bubat adalah Hyang Wuni Sora.
- Kitab Carita Kidung Sundayana.
menceritakan peristiwa
kekalahan pasukan Pajajaran dari Kerajaan Majapahit disertai gugurnya Prabu Sri
Baduga Maharaja.
3. Kitab Sanghyang Siskananda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar